Sabtu, 23 November 2019

Esai: Lahan Kritis dan Miskin Unsur Hara, lalu Bagaimana?


gambar: https://www.gurugeografi.id/2017/05/lahan-kritis-dan-potensial-ciri-dan.html

Tanah Jawa merupakan sebuah pulau besar yang banyak penduduknya. Pedesaan masih tersebar di seluruh Jawa, meski dengan derasnya modernisasi yang terus menubruk peradaban manusia. Sebagian penduduk yang tinggal di Desa kebanyakan berprofesi sebagai petani, karena lahan persawahan yang masih tersedia.
Baru-baru ini, terdapat permasalahan inti yang dialami oleh semua petani di lokasi pertaniannya masing-masing. Hal yang sama juga terjadi di wilayah dengan eskalasi yang tidak jauh berbeda. Tidak adanya kemampuan solusi yang cepat atas permasalahan inti inilah, yang menyebabkan rendahnya produktifitas lahan dan tanaman sehingga menyebabkan pendapatan para petani sering pada posisi rendah dan bahkan kadang kala malah merugi. Keadaan ini malah diperparah dengan faktor paksa panen yang selalu di lakukan petani. Karena kebutuhan akan pangan terus meningkat, juga untuk menutup modal yang telah dikeluarkan dalam satu kali masa tani. Tanah persawahan normalnya tidak boleh ditanami terlalu sering, hal ini malah akan menurunkan unsur hara yang terkandung dalam tanah, akibatnya hasil panen yang diinginkan pun tidak akan sesuai dengan keinginan petani.
Lahan tanaman pangan di pulau Jawa sudah terlalu sering menggunakan pupuk kimia anorganik, mengakibatkan unsur hara semakin miskin dan banyak jasad renik tanah mati. Dampaknya adalah tanah yang semakin asam dan diperlukan pengapuran, juga rekondisi tanah dengan bahan organik untuk dapat menghidupkan kembali jasad renik yang ada di dalam tanah lahan pertanian tersebut.
Penurunan tingkat unsurb hara tanah terjadi karena berbagai faktor, dan faktor yang paling umum adalah karena pola penggunaan pupuk kimia yang sudah lazim digunakan pada segala sektor pertanian. Pola pemupukan yang terlalu lama menurunkan tingkat unsur hara dalam tanah, dan dengan pemupukan yang berulang-ulang, sebenarnya cara ini adalah cara yang salah jika sama sekali tidak ada upaya pemupukan dengan unsur organik berjangka panjang.
Dari penjelasan diatas, pemanfaatan biopestisida sangat diperlukan demi memperbaiki tanah yang telah tercemar oleh pupuk kimia anorganik. Biopestisida memiliki keuntungan dibandingkan dengan pestisida kimia. Mikroba yang di gunakan ialah baculovirus yang di semprotkan pada hama. Bakteri lain yang digunakan adalah bacillus thuringiensis. Selama bakteri membentuk spora, bakteri ini menghasilkan Kristal-kristal racun yang disebut racun Bt. Racun inilah yang membuat pestisida tersebut manjur untuk menghentikan pertumbuhan hama tanpa membuat tanah menjadi kritis dan memiskinkan unsur hara yang terkandung. Tentunya, penanganan ini masih perlu pengembangan lagi dan lagi untuk mencapai kesempurnaan sebuah solusi dalam menangani lahan kritis dan tanah yang miskin unsur hara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

World History

MONSTER Pelan namun pasti, Edgar membunuh nuraninya sendiri. Menusuk berkali-kali dengan pisau bernama “resiko menjadi komandan”. Saat...